Pejuang Kata-kata

Menjadi pejuang kata-kata suatu pekerjaan yang menyenangkan. Lahir dari kata, bekerja untuk kata, hidup juga karena kata.

Karena kata-kata juga Blog ini lahir untuk memainkan setiap sentuhan kata yang dirangkai menjadi sebuah tulisan. Selamat bermain kata-kata.

Senin, 10 Februari 2014

Semangat Penjual Kacang Atom



Menjadi aktivis merupakan cikal bakal kesuksesan bagi mahasiswa. Begitu juga dengan Dr. H. Firdaus Ilyas, MM, Kepala Dinas Perhubungan kota Padang. Dalam menjalankan dunia kemahasiswaan, mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Padang ini aktif di berbagai organisasi intern dan ekstra kampus. Namun yang kental sekali adalah Resimen Mahasiswa (Menwa).

Firdaus bercita-cita menjadi tentara. Itu disebabkan semasa kecilnya selalu menyaksikan tentara berlari tiap pagi depan rumahnya di Tabing, Padang. Dia kagum melihat seragam tentara yang gagah dan berwibawa.
Untuk mencapai cita-cita itu, Firdaus pernah mengikuti ujian masuk Akademi Militer. Namun, cita-cita tersebut tak terwujud ketika hasil tes masuk tidak berbuah seperti yang diinginkan. Akhirnya, Unand menjadi pilihan, tepatnya Jurusan Antropologi setelah mencicipi Jurusan Sastra terlebih dahulu.


Di kampus Limau Manih ini, Firdaus masih mengasah cita-citanya. Itu dibuktikan dengan menjadi Komandan Menwa 101 Mahawira Universitas Andalas. Tidak hanya itu, Firdaus juga pernah menjadi salah satu dari 2 orang pembawa bendara pusaka di Istana Negara.

Dunia Paskibraka sudah digelutinya semenjak duduk di bangku SMAN 2 Padang. Prestasinya dalam organisasi yang menjunjung tinggi kedisiplinan menggambarkan keinginannya untuk menjadi Aparat Militer. Pada usia 16 tahun, pelatih karate ini berhasil meraih sabuk hitam (black belt) termuda.

Putra pegawai Dinas Lalu Lintas dan Jalan Raya (LLAJ) ini, sekarang dipercaya menjadi Ketua Dewan Pengurus Provinsi Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) Sumbar. Dia dilantik bersama pengurus periode 2012-2016 oleh MS Kaban selaku Ketua Pengurus Nasional IARMI di Hotel Pangeran Beach hari Minggu (01/04/2012 kemarin.

Firdaus Ilyas yang baru saja dilantik, mengupayakan setiap Perguruan Tinggi Nasional (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumbar akan kembali mengaktifkan organisasi Menwa. Menwa tempat membentuk mental, karakter dan pengetahuan serta memupuk nilai nasionalisme.

Berasal dari Keluarga Sederhana
Bapak tiga anak ini dibesarkan dalam keluarga yang sadar pentingnya pendidikan. Meskipun terlahir dalam keluarga yang pas-pasan, semangat menuntut ilmunya tidak ikut pas-pasan. Segala usaha dilakukannya. Firdaus mengantarkan kacang atom, telur itik dan buah-buahan.


Hampir semua warung di sekitar tabing diisi oleh Firdaus kecil. Tidak hanya warung, Sekolah Dasar tempatnya menuntut ilmu pun menjadi tempatnya berjualan. Menakjubkan, ketika dia membawa kacang atom dan buah kakao ke sekolah untuk dijualnya pada teman-temannya. Hasil penjualannya di sekolah itu disimpannya untuk membeli tas yang lebih besar agar bisa memuat kacang atom dan buah kakao lebih banyak lagi.

Usaha-usaha kreatifnya itu dilakukan untuk meringankan beban orang tuanya. Meskipun seringkali pekerjaan yang dia lakukan tidak diizinkan oleh ibunya.
Dengan kemauan dan didorong cita-cita besarnya, pendidikan Firdaus terus berlanjut hingga berhasil dalam karir seperti sekarang.

(Ridho Permana)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar