Mungkin kita pernah mendengar kata-kata eksis
dalam kehidupan kita. Berbicara eksis bisa kita artikan sebagai keberadaan.
Atau diartikan dengan perwujudan. Dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) bahwa eksistensi merupakan keberadaan atau kekuatan.
Jika kita hubungkan dengan eksistensi mahasiswa yakninya wujud keberadaan mahasiswa. Sejauh mana mahasiswa itu ada,
ada dalam berbagai lini, baik pendidikan, tataran pemerintahan, dunia
intelektual dan lainnya. Keberadaan tersebut perlu dipertanyakan lagi,
keberadaan yang seperti apa yang ada pada mahasiswa?
Mungkin kita perlu mengkaji ulang tentang makna
kata mahasiswa dan perannya. Mahasiswa, kata tersebut selalu terdengar bagi
kita, ketika saya masih berada di bangku sekolah pun juga sering mendengar kata
itu. Luar biasa memang kata mahasiswa bagi saya waktu itu. Yang ada dalam
fikiran saya berbicara mahasiswa yaitu sosok idealis yang penuh dengan gagasan
revolusioner merubah bangsa menjadi lebih baik. Bagaikan Soekarno dan Moh.
Hatta sewaktu mahasiswa menjadi penggagas dan penggerak diplomasi melawan
penjajah. Namun sekarang, masih adakah sosok seperti itu di masa kini?
Seperti apakah sosok mahasiswa saat ini?
Seiring perubahan zaman idealisme pun turut
berubah mengikuti arus intelektual yang berkembang. seperti tren yang sedang update
setiap tahunnya, kemudian ramai-ramai diikuti kaum muda di Indonesia. Ada
beberapa golongan mahasiswa dalam pandangan saya di era saat ini, sedikitnya
bisa dapat dibagi menjadi berbagai tipe menurut aktivitas dan perannya dalam
dunia kampus dan masyarakat.
Pertama, mahasiswa kupu-kupu (kuliah
pulang-kuliah pulang). Mahasiswa tipe ini banyak kita jumpai di kampus.
Mahasiswa golongan seperti ini terkadang cuma titip absen saat kuliah alias
bolos untuk main kesana kemari tidak tahu tujuan. Atau hanya sekedar rutinitas
masuk kelas, dengar dosen mengajar, lalu pulang. Sampai di kos mengerjakan
tugas dari dosen. Kadang menyelesaikan tugas pun banyak yang numpang pada
teman, karena itu dianggap cara praktis sebagai solusi pemecahan tugas-tugas
yang mereka anggap membuat pusing kepala.
Kedua, mahasiswa akademisi. Tipe mahasiswa
seperti ini adalah mahasiswa yang fokus pada kuliah, dengan tujuan mendapat
nilai A. Mereka giat belajar menuruti apa yang disampaikan dosen untuk mengerjakan
tugas-tugas mata kuliah. Tujuan mereka juga sangat fantastis, lulus cepat
dengan predikat wisudawan/wati terbaik. Memang banyak mahasiswa yang
membutuhkan seperti ini, namun mereka terkadang tidak terlalu mementingkan
jaringan (koneksi) dengan banyak orang. Dengan realita saat ini, di dunia kerja
kebanyakan tamatan yang seperti ini kurang dilirik, karena hanya pintar dalam
bidang akademik.
Ketiga, mahasiswa aktivis. Aktivis adalah
mahasiswa idealis yang “turut serta“ dalam menangani masalah yang dihadapi
bangsa. Berorganisasi, berinteraksi, dan bergerak bersama mahasiswa lain baik
intra maupun eksternal kampus. Mereka kerap Demo karena dianggap sebagai
andalan untuk menyuarakan perubahan dan menentang ketidakadilan. Resiko menjadi
aktivis terkadang harus ada yang dikorbankan, akan tetapi jika berpandai-pandai
aman dalam melangkah.
Keempat, mahasiswa yang berkutat pada wirausaha
atau istilah kerennya entrepreneurship. Mereka tidak terkontaminasi dengan
politik kampus apalagi tergoda dengan nilai-nilai akademik kuliah. Kadang kala
Mahasiswa tipe ini sebagian kecil terancam DO (Dop Out) karena keasyikan dengan
duit yang telah didapat. Buat apa kuliah kalau untuk cari pekerjaan dan uang,
sementara keduanya telah ada di tangan. Demikian yang ada dalam pikiran mereka.
Kelima, mahasiswa multitalenta. Tipe mahasiswa
seperti ini adalah mahasiswa yang mampu menempatkan dirinya sebagai akademisi,
aktivis, dan entrepreneur. Mahasiswa seperti ini merupakan manusia langka
karena di pundak merekalah kemana negara ini akan berlabuh kelak. Mereka tidak
tergoyah oleh masalah uang dan tidak goyah masalah kepentingan pribadi maupun
golongan. Mereka independen dan lebih banyak beraksi mencari solusi
permasalahan bangsa dengan belajar dan bekerja.
Jadi dari pemaparan di atas bisa kita lihat dan
kita ukur bayang-bayang bersama, kita mau eksis dan jadi golongan keberapa?
Silahkan tentukan pilihannya.
(Ridho
Permana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar