Menjadi
mahasiswa tentunya mempunyai arah atau prinsip selaku kaum intelektual.
Biasanya mahasiswa dikenal ideologinya yang idealis, kritis dan dinamis.
Berbicara tentang idealis selalu menampilkan sosok seorang kaum intelektual
(mahasiswa) yang selalu menuntut keadaan seharusnya.
Hidup
dalam tatanan pendidikan dengan menyandang gelar agen perubahan selalu
mengusung ideologi tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
idealis berarti hidup atau berusaha hidup sesuai cita-cita, menurut patokan
yang dianggap sempurna. Atau dengan kata lain menganggap pikiran (cita-cita)
sebagai satu-satunya hal yang benar yang dicamkan dan dipahami.
Mahasiswa
selalu menuntut hal-hal yang sesuai pada jalur semestinya (kesempurnaannya). Ideologi
mahasiswa idealnya memang tidak bisa ditunggangi kepentingan-kepentingan lain
(independen), dengan arti kata independensi mahasiswa itu ada pada dirinya. Mahasiswa
juga tidak bisa ditunggangi kepentingan-kepentingan politik yang akan mampu
merusak ideologinya.
Dewasa
ini dilihat pada berbagai perguruan tinggi, atau dalam realita kehidupan
mahasiswa, berbagai partai politik sudah berani masuk dan menyusup menggoyahkan
pemikiran mahasiswa itu sendiri. Apalagi dalam momentum pemilihan Cawako
Cawawako Padang yang akan dilakukan beberapa waktu mendatang.
Hidup
sebagai mahasiswa hendaknya bisa menikmati ideologi atau prinsip-prinsip yang ada
tersebut, sebab pada realitanya selepas menjadi mahasiswa kebanyakan menjalani
kehidupan dengan realistis. Sesuai dengan keadaan.
Dengan
permasalahan yang ada saat ini, mahasiswa hendaknya bisa memposisikan diri dan
mampu mampu menerapkan ideologi yang ada. Jika partai poolitik itu hadir dikalangan
mahasiswa dan beredar seharusnya yang dilakukan mahasiswa mengkritisi keadaan
tersebut, bukan mengaminkan apa yang ada.
Sangat
naïf rasanya ketika kepentingan-kepentingan politik itu hadir namun mahasiswa
terkesima dan hanyut dalam keadaan tersebut. jika mahasiswa juga ikut mengambil
bagian dari aspirasi partai politik tersebut maka mahasiswa sama saja dengan
menjual ideologinya sendiri.
Sesuai
dengan konteks idealisme tersebut mahasiswa sebagai pelaku perubahan hendaknya
mampu mengembalikan keadaan seperti idealnya. Bukan malah hanyut dalam
kepentingan-kepentingan itu. Sebagai slah satu contoh dalam waktu dekat
pemerintah akan memberlakukan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), dengan
keadaan ini mahasiswa hendaknya mengambil posisi untuk menyadarkan penmerintah
akan nasib masyarakat-masyarakat miskin.
Karena
mahasiwa berada pada elemen masyarakat tersebut, layaknya memperjuangkan hak
rakyat. Bahkan ketika beberapa pentolan negeri ini termasuk partai-partai
menyetujui kenaikan BBm tersebut, mahasiswa mampu melakukan perubahan, bukan
dalam artian menyerang pemerintah, tapi memperjuangkan apa sebenarnya yang
mampu diperjuangkan.
Jika
idealisme mahasiswa itu memang ada ia tidak akan terlena dengan keadaan itu dan
ikut mengaminkan juga. Semoga mahasiswa
menjadi pemikir-pemikir handal dan memang memainkan perannya dikancah dunia
pendidikan dan mampu menuangkan pemikirannya dengan tetap berdemokrasi.
Kembalinya
ruh mahasiswa dengan pemikirannya tergantung pergerakan serta perubahan apa
yang dilakukannya, jika hendak memulai mulai lai=h dari diri sendiri dan hal
yang terkecil dalam hidup di kampus. Semoga peran mahasiswa kembali hadir di
lingkungannya.
(Ridho Permana)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar