Pejuang Kata-kata

Menjadi pejuang kata-kata suatu pekerjaan yang menyenangkan. Lahir dari kata, bekerja untuk kata, hidup juga karena kata.

Karena kata-kata juga Blog ini lahir untuk memainkan setiap sentuhan kata yang dirangkai menjadi sebuah tulisan. Selamat bermain kata-kata.

Kamis, 27 Februari 2014

Langkisau, Icon Pesisir Nan Indah

Keindahan Bukit Langkisau.
Sumatera Barat memiliki berjuta eksotisme alam yang tentunya sayang untuk dilewatkan. Provinsi ini memang selalu memiliki tempat yang selalu diminati para wisatawan. Salah satu adalah Bukit Langkisau.

Terletak di sebuah kabupaten yang bernama Pesisir Selatan. Lebih tepatnya Langkisau merupakan sebuah bukit kecil yang terletak di antara Kota Painan dan Negeri Salido. 

Jika Anda ingin berkunjung ke Langkisau Anda akan menempuh perjalanan yang memacu adrenalin, kenapa demikian? Karena sepanjang jalan Anda akan melalui jalan yang berkelok menyusuri bukit, ditambah tanjakan-tanjakan yang membuat nyali Anda ciut. Namun demikian, walupun seperti itu sepanjang perjalanan mata Anda akan dimanjakan dengan panorama alam yang luar biasa indah. Sejauh mata memandang Anda akan disuguhi dengan rindangnya pepohonan di sisi kiri dan kanan jalan. Sesekali muncul pemandangan laut yang menyelinap dari sela rimbunan pohon.

Selasa, 25 Februari 2014

Mahmud Yunus, Menteri Darurat RI

Foto Mamud Yunus di rumahnya (Padang Jopang). 
Awalnya kami berfikir tentang tempat "keramat" yang menjadi simbol kebanggaan masyarakat, dijaga dan dirawat dengan semestinya. Seperti beberapa monumen bersejarah di kota ini, ada orang yang menjaga dan merawatnya. Namun berbeda dengan seorang tokoh pendidikan Islam yang telah mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam ini, kini peninggalannya hanya tinggal dalam lipatan sejarah dan tergerus zaman.

Air Mata di Negeri Tercinta


Seorang nenek menangis.
Indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya, kekayaan alam di penjuru negeri ini sangat banyak. Sebut saja rempah-rempah. 

Negaranya makmur namun tapi angka kemiskinan tinggi. Melihat fenomena yang terjadi hari ini rasanya kita sebagai warga Negara yang mengaku bertumpah darah dan bertanah air satu yaitu Indonesia miris melihat semua yang terjadi.

Senin, 24 Februari 2014

Robi, Sang Fotografer Monas: “Hidup Bukan Bagaimana Nanti, Tapi Nanti Bagaimana”

Robi, Fotografer Monas.
Malam itu Minggu 23 Februari 2014, rintik hujan mengiringi perjalanan kami. Sekitar 30 menit mengitari jalanan Ibukota, akhirnya saya bersama kakak saya berhenti di suatu tempat, tempat yang awalnya menjadi tujuan kami berdua. 
Sesampai di sana kami memarkirkan motor, perlahan mulai melangkahkan kaki ke sebuah tugu yang dikenal sebagai (Monumen Nasional), tempat yang sering di kunjungi banyak orang di Ibukota untuk menghabiskan waktu di akhir pekan (weekand).

Kamis, 13 Februari 2014

Gunung Kelud Meletus



Belum berhenti musibah Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Sumatera Utara, kini giliran Gunung Kelud di Jawa Timur yang meletus. Di Yogyakarta warga bukan hanya suara menggelegar, namun saat erupsi hujan abu juga dirasakan warga Yogyakarta dan sekitarnya.

Bahkan, bagi warga yang berada di selatan Yogyakarta, seperti Kabupaten Bantul, hujan abu justru lebih tebal dan pekat dibandingkan saat hujan abu erupsi Merapi 2010 yang lalu.
Langit di wilayah Yogyakarta tampak gelap dan berwarna putih kecokelatan, pertanda hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Kelud masih berlangsung di wilayah Yogyakarta.

Senin, 10 Februari 2014

Lebaynya Mahasiswa Hari Ini



Memaknai kata lebay merupakan hiperbol dan singkatan dari kata “berlebihan” (Berlebihan, overacting). Lebay adalah kata gaul untuk jaman sekarang. Awal kata lebay dari kata lebih, adjektiv menjadi berlebihan.

Kata lebay muncul akibat bahasa anak gaul yang ingin memunculkan sesuatu yang beda, unik, aneh yaitu keadaan yang dibuat-buat yang seharusnya biasa saja, tetapi dibuat oleh pelaku menjadi berlebihan (lebay) .

The Power of Water



Dari sekian banyak nikmat Tuhan, nikmat yang satu ini tidak akan pernah lepas bagi manusia. Pasti dan akan selalu dibutuhkan. Nikmat apa  itu? tentunya  nikmat air.

Bagi kebanyakan orang banyak mengira bahwa kebutuhan utama bagi manusia itu adalah makanan (nasi). Jika kita coba berpikir, sebenarnya kebutuhan yang utama bagi manusia itu adalah air. Kenapa demikian? Jika menela'ah sedikit, tanpa makanan kita masih tetap bisa melangsungkan kehidupan. Walaupun tidak sekuat biasanya, dan tidak mempunyai energi yang banyak, tapi kita masih tetap bisa hidup.

Eksistensi Mahasiswa



Mungkin kita pernah mendengar kata-kata eksis dalam kehidupan kita. Berbicara eksis bisa kita artikan sebagai keberadaan. Atau diartikan dengan perwujudan. Dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa eksistensi merupakan keberadaan atau kekuatan.

Jika kita hubungkan dengan eksistensi mahasiswa yakninya wujud keberadaan mahasiswa. Sejauh mana mahasiswa itu ada, ada dalam berbagai lini, baik pendidikan, tataran pemerintahan, dunia intelektual dan lainnya. Keberadaan tersebut perlu dipertanyakan lagi, keberadaan yang seperti apa yang ada pada mahasiswa?

Semangat Penjual Kacang Atom



Menjadi aktivis merupakan cikal bakal kesuksesan bagi mahasiswa. Begitu juga dengan Dr. H. Firdaus Ilyas, MM, Kepala Dinas Perhubungan kota Padang. Dalam menjalankan dunia kemahasiswaan, mantan Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga Kota Padang ini aktif di berbagai organisasi intern dan ekstra kampus. Namun yang kental sekali adalah Resimen Mahasiswa (Menwa).

Firdaus bercita-cita menjadi tentara. Itu disebabkan semasa kecilnya selalu menyaksikan tentara berlari tiap pagi depan rumahnya di Tabing, Padang. Dia kagum melihat seragam tentara yang gagah dan berwibawa.
Untuk mencapai cita-cita itu, Firdaus pernah mengikuti ujian masuk Akademi Militer. Namun, cita-cita tersebut tak terwujud ketika hasil tes masuk tidak berbuah seperti yang diinginkan. Akhirnya, Unand menjadi pilihan, tepatnya Jurusan Antropologi setelah mencicipi Jurusan Sastra terlebih dahulu.

Jumat, 07 Februari 2014

Idealisme vs Realistis



Menjadi mahasiswa tentunya mempunyai arah atau prinsip selaku kaum intelektual. Biasanya mahasiswa dikenal ideologinya yang idealis, kritis dan dinamis. Berbicara tentang idealis selalu menampilkan sosok seorang kaum intelektual (mahasiswa) yang selalu menuntut keadaan seharusnya. 

Hidup dalam tatanan pendidikan dengan menyandang gelar agen perubahan selalu mengusung ideologi tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) idealis berarti hidup atau berusaha hidup sesuai cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Atau dengan kata lain menganggap pikiran (cita-cita) sebagai satu-satunya hal yang benar yang dicamkan dan dipahami.

Kamis, 06 Februari 2014

Seikat Kayu Bakar untuk Sarjana

Membawa Kayu Bakar.
Ariyul dan keluarga saat wisuda Anaknya.
                                                                              



Sungai Gemuruh adalah salah satu pegunungan sekaligus tempat wisata yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Pegunungan ini berlokasi sekitar 20 Km dari pantai Cerocok. 

Jika menelusuri tempat ini, dari puncak gunung memang ke bawah kita akan melihat pulau, pantai Cerocok, serta rumah-rumah warga. Ke arah barat akan terlihat pulau Cubadak, tempat dimana turis mancanegara bermukim. Menghabiskan waktu bersama keluarga.

Kuliah Umum Bersama Juru Bicara KPK

 


 


 






Rabu, 05 Februari 2014

Rekonstruksi Pergerakan Mahasiswa



Berbicara pergerakan di tubuh mahasiswa dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang signifikan. Aktivis mahasiswa saat ini sebagian besar masuk ke dalam pusaran kuasa dan kepentingan politik, menandakan lemahnya karakter karena terwarnai oleh kekuatan sosial lain, sementara dirinya sebagai kekuatan utama gagal membentuk warna.

Pergerakan mahasiswa lebih banyak terlihat dengan pola sama, pola anarkis, kritis tapi tidak konstruktif. Semuanya memperlihatkan model pergerakan yang sama, model anarkis namun miskin gagasan progresif. Walaupun ada yang konstruktif namun seakan tidak muncul ke permukaan selain pola konflik dan kritis yang lebih dominan anarkismenya.

Heousin “Tukang Pangkas Rambut” Pejuang Indonesia



Para pejuang Indonesia tidak semua bernasib baik, ada yang tinggal di gubuk, memulung sampah dan menjadi tukang pangkas rambut. Begitu juga dengan Heousin yang merasakan sulitnya menjalani kehidupan di masa penjajahan menjadi tukang pangkas rambut.

 Heousin Malin Sutan seorang tukang pangkas rambut pejuang Indonesia. Pria kelahiran Piai Tangah Bandar Buat Padang 07 Mei 1910  ini, telah bekerja sebagai tukang pangkas rambut bertahun-tahun lamanya. Kerinci Sungai Penuh, itu lah daerah yang ia singgahi bersama keluarganya. Heousin, begutilah panggilannya sehari-hari.